Sejumlah objek wisata alam di Sulawesi Tenggara (Sultra) kini tinggal
nama, karena selain maraknya aktivitas masyarakat yang merusak
kelestarian objek wisata tersebut, dan kurangnya perhatian pemerintah
daerah setempat.Objek wisata andalan di Sultra yang terancam
tinggal nama di antaranya wisata air terjun Tirta Moramo di Kabupaten
Konawe Selatan (Konsel), kata Sekretaris Dinas Parawisata Seni dan
Budaya Provinsi Sultra, H Sudirman, di Kendari, Jumat (4/9).
Ia mengatakan, objek wisata Tirta Moramo yang selama ini dikenal sebagai air terjun bertingkat seratus itu, kini kondisinya sangat memperhatikan, akibat maraknya aksi penebangan liar yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab pada kawasan hutan tersebut.
"Jika penebangan liar di kawasan itu tidak dihentikan, terutama di bagian hulunya, pasti akan mengurangi debit air terjun di objek wisata sekitar 65 km dari arah timur Kota Kendari," katanya.
Tanda-tanda rusaknya objek wisata alam itu sudah berlangsung cukup lama, terlihat debit airnya kini berkurang, apalagi dalam kondisi seperti musim kemarau saat ini.
Sebelum ada perambahan liar pada kawasan hutan sekitarnya, debit airnya tidak pernah berubah baik pada musim hujan maupun pada musim kemarau berkepanjangan.
"Kondisi seperti itu juga terlihat di beberapa objek wisata air terjun di Kabupaten Muna, Baubau, Kolaka dan Bombana. Objek wisata alam terus berkurang akibat aksi penyerobotan pada kawasan hutan sekitarnya," pungkasnya.
Sumber: Kapanlagi.com
Ia mengatakan, objek wisata Tirta Moramo yang selama ini dikenal sebagai air terjun bertingkat seratus itu, kini kondisinya sangat memperhatikan, akibat maraknya aksi penebangan liar yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab pada kawasan hutan tersebut.
"Jika penebangan liar di kawasan itu tidak dihentikan, terutama di bagian hulunya, pasti akan mengurangi debit air terjun di objek wisata sekitar 65 km dari arah timur Kota Kendari," katanya.
Tanda-tanda rusaknya objek wisata alam itu sudah berlangsung cukup lama, terlihat debit airnya kini berkurang, apalagi dalam kondisi seperti musim kemarau saat ini.
Sebelum ada perambahan liar pada kawasan hutan sekitarnya, debit airnya tidak pernah berubah baik pada musim hujan maupun pada musim kemarau berkepanjangan.
"Kondisi seperti itu juga terlihat di beberapa objek wisata air terjun di Kabupaten Muna, Baubau, Kolaka dan Bombana. Objek wisata alam terus berkurang akibat aksi penyerobotan pada kawasan hutan sekitarnya," pungkasnya.
Sumber: Kapanlagi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar